Senin, 31 Oktober 2011

Prinsip-prinsip Profesi Pebisnis

1. Prinsip  otonomi. 


Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia
untuk mengambil keputusan & bertindak
berdasar kesadaran sendiri tentang apa yang
dianggap baik utk dilakukan.


2. Prinsip kejujuran  


  Jujur dalam memenuhi syarat-syarat perjanjian 
kontrak
 Jujur dalam penawaran barang atau jasa dengan 
mutu dan harga yang sebanding
 Jujur dalam hubungan kerja intern dalam suatu 
perusahaan
 Prinsip ini paling problematik karena masih banyak 
pelaku bisnis yang mendasarkan bisnisnya pada 
tipu-menipu atau tindakan curang (entah karena
situasi eksternal tertentu atau karena dasarnya 
memang mereka suka tipu-menipu)


3. Prinsip keadilan


 Menuntut agar tiap orang diperlakukan sama, sesuai
dengan aturan yang adil & sesuai dengan kriteria
rasional objektif & dapat dipertanggungjawabkan
 Menuntut agar tiap orang dalam kegiatan bisnis,
dalam relasi eksternal atau internal perusahaan perlu
diperlakukan sesu ai dengan hak masing-masing.
 Menuntut agar tidak boleh ada pihak yang
dirugikan hak dan kepentingannya.


4. Prinsip saling menguntungkan 
    (mutual benefit principle).


 Menuntut agar bisnis menguntungkan semua
pihak.
 Mengakomodasi hakikat & tujuan bisnis.
 Anda ingin untung & saya pun ingin untung,
bisnis dijalankan dengan prinsip saling
menguntungkan
 Menuntut agar persaingan bisnis, yang kompetitif,
melahirkan suatu win-win solution.
 Produsen ingin untung dan konsumen ingin
mendapat barang dan jasa yang memuaskan
(menguntungkan dalam bentuk harga &
kualitas yang baik).


5. Integritas moral


• Prinsip ini terutama dihayati sebagai tuntutan 
internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan 
agar perlu menjalankan bisnis dengan tetap menjaga 
nama baik pimpinan, orang-orangnya maupun 
perusahaan.


6. Tanggungjawab


1. Tanggungjawab mengandaikan bahwa suatu
tindakan dilakukan dengan sadar & tahu.
 Tanggungjawab seseorang hanya dpt
dituntut kalau ia bertindak sadar & tahu
tentang konsekuensi tindakannya
2. Tanggungjawab mengandaikan kebebasan
 Tanggungjawab hanya mungkin relevan
dituntut dari seseorang, kalau tindakannya
itu dilakukan secara bebas.
3. Tanggungjawab mensyaratkan bahwa
orang yang melakukan tindakan tertentu 
memang mau & bersedia melakukan tindakan 
itu
4. (Syarat ini  relevan dgn syarat 1&2) 


MENGAPA PEBISNIS 
MELAKUKAN TINDAKAN BISNIS TAK BERETIKA

1. Orang akan berbuat apa saja yang dirasakan paling leluasa 
untuk dilakukan: Ketika dihadapkan pada dilema etika 
berarti berhadapan dengan pilihan yang tidak selalu 
menyenangkan dihubungkan dengan prinsip atau praktik 
moralitas; Lalu apa yang akan dibuat dan dapatkah 
melakukan hal yang benar?

2. Orang akan berbuat apa saja demi suatu kemenangan: 
Pada dasarnya, setiap manusia tidak suka jika “kalah” &  
“dikalahkan”. 
– Untuk Pebisnis, kemenangan adalah prestasi, 
kesuksesan, dan kemenangan adalah rupiah atau $$$$. 
– Mereka percaya bahwa mengikuti etika secara absolut 
(100%) akan membatasi peluang sukses dan meraih 
kemenangan dalam persaingan bisnis. Karena itu banyak 
Pebisnis (terpaksa) menghalalkan segala cara (suap, 
sogok, kolusi) dalam memenangkan suatu tender proyek.  membuat bisnis seperti medan perang. 
John Rodes menggambarkan mereka sebagai orang yang 
tidak alamiah, yang bahkan disamakan dengan monster 
yang sangat kejam dan tidak memiliki tanggungajwab 
sosial. Konsep Tanggungjawab Sosial (Social responsibility) 
& Etika Bisnis (Business Ethics) acapkali dianggap  serupa.


3. Orang akan selalu merasionalisasikan pilihan-pilihan 
bertindak menurut paham relatif terutama ketika 
menghadapi situasi dimana makna “benar” dinafikan 
berbeda oleh pihak lain. 
– Dan ini terkait dengan iklim bisnis di suatu 
masyarakat atau negara. Jika praktik suap, korupsi 
masih menjadi “dewa” dalam menggoalkan suatu 
bisnis (proyek, tender, dll) maka secara tidak 
langsung akan mempengaruhi perilaku Pebisnis. 
– Disini akan berlaku prinsip take it or leave it. 
Repotnya masih lebih banyak orang yang bersedia 
memilih take it dengan mengorbankan prinsip moral 
dan etika.


membuat bisnis seperti medan perang. 
John Rodes menggambarkan mereka sebagai orang yang 
tidak alamiah, yang bahkan disamakan dengan monster 
yang sangat kejam dan tidak memiliki tanggungajwab 
sosial. Konsep Tanggungjawab Sosial (Social responsibility) 
& Etika Bisnis (Business Ethics) acapkali dianggap  serupa.


ulasan >>

di jaman sekarang mungkin banyak para pembisnis yang tak menpunyai prinsip prosesi pembinis. mereka menggunakan segala cara agar bisnisnya cepat maju dan lancar. tidak mempedulikan dampak terhadap lingkungan dan masyarakat serta bersaing secara tidak sehat terhadap rekan pembisnisnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar